Bagaimana Menjaga Komitmen Persatuan Bangsa Indonesia

Bagaimana Menjaga Komitmen Persatuan Bangsa Indonesia : Nikmat yang paling asasi yang sangat dibutuhkan oleh semua manusia di muka bumi adalah nikmat keamanan. Dengan adanya keamanan, maka semua aktivitas lain akan bisa dilakukan. Namun jika keamanan tidak ada, maka aktivitas dan kegiatan apapun akan sangat sulit untuk dilaksanakan.

Keamanan suatu negara sangat erat kaitannya dengan adanya persatuan diantara semua elemen yang ada dalam sebuah negara. Tanpa adanya persatuan, maka yang ada hanyalah ketidakamanan dan ketidakstabilan.

    Mengapa Persatuan Sangat Penting

    Kita belajar dari sejarah negara-negara lain atau komunitas yang dulu ada namun saat ini sudah punah. Banyak komunitas dan bahkan negara yang dulunya ada namun saat ini sudah bubar dan tidak ada lagi karena mereka tidak memiliki persatuan.

    Misalkan saja, kerajaan turki utsmani, negara Uni soviet, Yugoslavia, Austro-Hungaria dan lainnya.

    Persatuan dan kesatuan bangsa sangat penting bagi bangsa  Sehingga kita sangat butuh dengan persatuan untuk melanggengkan keberadaan negara kita.

    Apa Hubungan Persatuan dan Keberagaman

    Keberagaman yang kita miliki di Indonesia, sangat berpotensi untuk menciptakan perpecahan dan menghilangkan persatuan. Jika perbedaan dan keragaman yang kita miliki, kita jadikan sebagai pemisah dan pembeda diantara kita, maka perpecahanlah yang akan terjadi.

    Jika kita hanya fanatik terhadap suku, ras dan entitas yang kita miliki saja, maka perpecahan akan menjadi hal yang sangat nyata didepan mata.

    Persatuan dan kesatuan bangsa sangat penting bagi bangsa indonesia, hal tersebut dikarenakan keberagaman yang kita miliki, baik keberagaman suku, keragaman etnis, keragaman budaya, keberagaman agama dan luasnya wilayah negara Indonesia. 

    Keberagaman yang ada seharusnya kita sikapi sebagai sebuah keindahan dan warna dalam kehidupan.


    Komitmen persatuan hendaknya ditanam sejak dini kepada semua lapisan masyarakat. Komitmen persatuan di sekolah juga sangat berpengaruh penting untuk menanamkan rasa persatuan pada anak bangsa yang akan menjadi generasi penerus nantinya.


    Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk Menjaga Komitmen Persatuan Bangsa Indonesia diantaranya:

    1. Mengembangkan Toleransi

    Sikap toleransi sangat diperlukan dalam menyikapi keberagaman dalam masyarakat. Bersikap toleran bukan berarti mengikuti adat atau budaya yang berbeda, namun bersikap menghormati dan menghargai perbedaan adat, budaya, dan perbedaan perbedaan lainnya yang hadir dalam masyarakat yang majemuk.

    Menghormati berarti menerima adanya perbedaan, menghargai berarti tidak membeda-bedakan satu dengan lainnya. Keberagaman dapat dijadikan sebagai ajang pembelajaran, untuk memperkaya wawasan kita.


    2. Menumbuhkan Rasa Cinta Budaya Sendiri

    Persatuan bangsa dalam suatu Negara akan rentan ketika warga negaranya sudah kehilangan rasa cinta dan bangga terhadap budayanya sendiri.

    Rasa cinta terhadap budaya harus dipupuk agar setiap warga negara memiliki rasa memiliki dan berjuang untuk mempertahankan budaya sendiri dari berbagai ancaman yang dapat memecah belah persatuan negara.


    3. Menyebarkan Pemikiran Positif

    Bibit bibit perpecahan akan selalu ada dalam masyarakat majemuk. Akan sangat mudah untuk menimbulkan perpecahan dengan maraknya pemberitaan negatif mengenai suatu perbedaan.

    Cara tepat untuk mengatasi hal ini adalah dengan menyebarluaskan pemikiran pemikiran positif, untuk mengimbangi pemikiran negative yang muncul. Stay positive!

     

    4. Tidak  Menyebarkan Berita Palsu (Hoax)

    Dengan perkembangan internet dan jejaring sosial berita-berita palsu atau hoax semakin mudah dan cepat disebarluaskan melalui internet. Sehingga dewasa ini penyebaran hoax atau berita palsu semakin marak.

    Untuk itu kita harus menstop penyebaran hoax dari kita, dengan tidak kembali menyebarkan ulang berita-berita palsu tersebut. Gali lebih dalam setiap pemberitaan, terutama yang bersifat politis untuk mengetahui kebenarannya. Jangan asal percaya begitu saja.


    5. Mencintai Produk Lokal

    Menjaga komitmen persatuan juga dapat dipupuk dengan mencintai produksi dalam negeri. Ketika warga lebih mencintai akan produk dalam negri dibanding produk luar negri, akan timbuh rasa bangga akan produksi dalam negri yang akan memberikan efek ketahanan dalam bidang produksi.


    6. Memupuk Sikap Gotong Royong

    Sikap gotong royong merupakan ciri khas bangsa Indonesia di mata dunia, cirri khas yang baik tersebut perlu terus kita lestarikan. Misalnya dengan memperbanyak aktifitas kegiatan yang mengarah pada kegiatan gotong royong. Gotong royong sangat efektif dalam membangun persatuan dan kesatuan antar masyarakat yang majemuk.


    7. Bersikap Netral

    Tidak pilih kasih atau membeda-bedakan satu sama lain. Melainkan memandang keberagaman sebagai kekayaan budaya yang patut dibanggakan. Misalnya dengan berteman atau berinteraksi dengan siapa saja tanpa memandang SARA.


    8. Menjaga Sopan Santun

    Berlaku sopan dan santun merupakan kewajiban setiap anggota masyarakat, agar kehidupan bermasyarakat dapat berjalan dengan selaras dan minim konflik. Sebab setiap masyarakat memiliki norma tersendiri yang patut kita hargai dan patuhi. Sikap sopan santun akan membantu dalam menjaga komitmen persatuan.


    Penutup

    Komitmen Persatuan Bangsa Indonesia adalah satu hal yang saat ini sangat kita butuhkan. Ditengah banyaknya gejolak dan perang yang terjadi, kita butuh dengan persatuan dan keamanan negara. Agar negara kita tetap aman dan utuh, hendaknya kita menjaga komitmen Persatuan Bangsa Indonesia. Bagaimana cara menjaga komitmen persatuan tersebut, bisa kita mulai dari diri sendiri dengan langkah-langkah diatas...

    Persatuan NKRI ialah sebuah elemen yang begitu penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara, maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai warga negara untuk menjaga keutuhan NKRI.

    Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.

    Satu Kebaikan Yang Mengundang Kebaikan Lainnya


    Beberapa waktu yang lalu, video iklan dari Yayasan Aksi Cepat Tanggap muncul di beranda fb ku. Video berisi cuplikan penderitaan yang dialami penduduk Suriah yang sedang di bombardir dari serangan sekutu pemerintah dan Russia, juga dari serangan-serangan banyak kepentingan negara lainnya.

    Tak terbayangkan jika diri ini berada pada posisi mereka, apakah masih bisa tegar menjalani hidup atau malah sudah putus harapan hidup. Melihat seorang ayah sedang menggendong anaknya berumur kira-kira dua tahunan yang meninggal dan berdarah-darah terkena serpihan bom, memaksaku membayangkan seolah-olah akulah seorang ayah itu dan anakku Ismail lah anak yang terluka ini. ya Allah...

    Aku berfikir apa lagi yang bisa kulakukan sebagai bukti kepedulianku kepada saudara-saudaraku yang sedang terzalimi disana.Sungguh mereka punya hak atas diri ini untuk ditolong sebagai sesama muslim. Bahkan keadaan ini sekaligus adalah "umpan" dari Allah untuk menguji ukhuwah dalam hati muslim, seberapa besar kah ia saat ini.

    Juga kesempatan untuk beramal shalih berharap juga Allah akan menolong diri ini ketika kesulitan yang sangat di akhirat nanti. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
    “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga...." (H.RMuslim no. 2699)
    dan Firman Allah:
    "...barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32).

    Husnul Khaatimah - Kematian Yang Baik - Amalan Hati


    Meninggal dengan Husnul Khaatimah adalah cita-cita semua muslim. Karena husnul khaatimah atau meninggal dalam kebaikan akan menentukan nasib kehidupan di alam barzakh dan di akhirat kelak. Yang husnul khatimah akan mendapati kebahagiaan, dan yang suu'ul khaatimah akan mendapati kesengsaraan.

    Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
    “Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya”. [HR Bukhari]

    Kita tidak tahu bagaimana keadaan kita ketika akan meninggal kelak. Semoga Allah mengasihani kita dengan memberi husnul khatimah. Rasulullah pernah bercerita dalam sebuah hadits tentang orang yang dalam kehidupan sehari-harinya penuh dengan amalan ahli neraka hingga jaraknya dengan neraka tinggal sehasta, namun di akhir hidupnya ia melakukan amal shalih sehingga ia akhirnya masuk surga. dan ada juga yang dalam kehidupan sehari-harinya melakukan amal shalih, namun di akhir hidup saat menjelang kematiannya ia beramal dengan amalan ahli neraka maka ia akhirnya masuk neraka.

    Ah, begitu butuhnya kita dengan belas kasih Allah saat-saat menjelang kematian, agar Allah memudahkan kita melakukan amal shalih. Yang aku pernah dengar penjelasan ulama, mereka yang sehari-hari beramal baik ternyata akhir hidupnya beramal buruk dan masuk neraka adalah mereka yang amalannya tidak ikhlas karena Allah, tidak membekas dihatinya dan mereka bermaksiat ketika bersendirian.

    Alangkah besarnya pengaruh apa yang ada didalam hati.

    Terkisah juga, sahabat nabi yang ketika hidupnya sudah diceritakan nabi bahwa ia akan menjadi penghuni surga. Para sahabat lainnya pun penasaran dengan amalan sahabat yang dijamin surga ini. Salah seorang mereka menginap dirumahnya selama 3 hari, namun ia tidak menemukan amalan-amalan spesial melebihi amalan yang biasa dilakukan sahabat nabi lainnya. Hingga ketika ia akan pulang, sahabat yang dijamin surga ini memberitahu rahasianya... "aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.’", ungkapnya. Masya Allah... Amalan Hati.


    Benarkah Kita Butuh Rasa Sakit?

    Sepuluh tahun aku bergelut di dunia bisnis online, aku merasakan di 8 tahun awal adalah masa-masa mudahnya dalam menghasilkan uang dari internet. Dengan izin dan rezeki dari Allah, dari bisnis online aku pertama kali membeli sepeda motor secara cash saat masih kuliah. Dengan rezeki dan izin dari Allah, dari bisnis online aku beranikan diri untuk menikah, untuk membangun rumah kecil kami dan hingga saat ini. Alhamdulillah.

    Namun di dua tahun terakhir ini aku merasa kemudahan itu menjadi sulit. Aku sadar sepenuhnya hal itu terjadi karena kelalaianku dalam mengatur aset digitalku. Juga karena semakin berubah dan berkembangnya dunia bisnis online.

    Lama terbuai dengan kemudahan di zona nyaman, belakangan baru aku tersadar bahwa bertahun-tahun di zona nyaman membuatku tak berkembang bahkan semakin lemah.

    Sekarang aku mendapat sedikit kesulitan dan akupun baru tahu nikmatnya kemudahan yang dahulu. Betul yang dikatakan ahli hikmah, engkau harus melihat mendung yang kelam untuk bisa melihat pelangi kemudian.

    Kesulitan akan menempa jiwa agar tidak menjadi jiwa yang lemah. Mungkin ibarat olahraga terhadap tubuh, ibarat latihan untuk para atlit. Dengan banyaknya cobaan/kesulitan yang berhasil dilalui akan membuat mental dan jiwa semakin kuat. Tidak adanya cobaan akan membuat jiwa lemah.

    Bahkan untuk mendapatkan keindahan di akhirat, engkau juga harus mau menerima cobaan dan tantangan di dunia ini. Semakin soleh dirimu maka cobaan akan semakin berat, bukankah cobaan yang paling berat itu ada pada para Nabi dan Rasul?
    Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa’d bin Abî Waqqâsh Radhiyallahu anhu :
    “Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya. [HR. at-Tirmidzi no. 2398].

    Untuk melihat keindahan di akhirat, engkau harus mau menerima kesulitan dalam melakukan ketaatan di dunia. Engkau harus melatih jiwa untuk taat. Dan lari dari kesulitan iadah didunia artinya membawa diri kepada kegelapan di akhirat.

    Bahkan hidayah Allah salah satunya adalah milik mereka yang mau melatih jiwanya untuk taat.
    Allah berfirman :
    وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

    “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan”. [QS al-‘Ankabuut: 69].

    Sungguh kabar gembira, kesulitan tidak akan selamanya, karena hidup di dunia pun tak selamanya. Bahkan dalam setiap kesulitan sudah disediakan kemudahan.
    Firman Allah:
    فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

    “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

    Istriku, Maafkan Aku Yang Belum Bisa Mengajarimu


    Seorang penyair pernah berkata "Ibu adalah sebuah madrasah yang jika kamu menyiapkannya, berarti kamu menyiapkan (lahirnya) sebuah masyarakat yang baik budi pekertinya." Aku juga mendengar para 'alim berkata "Ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya". Tapi terkadang aku lupa bahwa ayah adalah kepala madrasahnya, yang lebih menentukan baik dan buruknya madrasah tersebut.

    Setiap suami dan ayah juga layaknya seperti nahkoda yang membawa kapal berlayar mengarungi lautan luas. Nahkoda menentukan kemana arah tujuan kapal akan berlayar. Istilah seorang saudara, suami adalah pimpinan suatu proyek, apapun yang terjadi dalam proyek tersebut, pimpinan proyek lah yang dimintai pertanggungjawaban.

    Sejenak aku merenungi keluarga kami saat ini. Pernah suatu kali dulu, istriku bercerita bahwa saat sebelum menikah dahulu banyak ibadah ketaatan yang mampu ia lakukan dengan bersemangat, namun setelah menikah ibadah yang dahulu terasa dimudahkan saat ini terasa menjadi suatu yang terasa sulit.

    Aku memang jarang sekali menasehati untuk bersemangat dalam ibadah. Sulit rasanya lisan ini mengeluarkan kata-kata motivasi dan mengingatkan akan Allah dengan kata-kata. Aku merasa malu mengatakannya karena diri ini belum tampil layaknya orang shalih yang pantas ditiru di hadapan istri. 

    Maafkan aku istriku, semoga Allah memberiku taufiq agar lebih baik dalam mengajarimu.
    Uhibbuki fillah

    Inilah Ayat-ayat Yang Membenarkan Akan Adanya Hari Kiamat dan Akhirat

    Memiliki keyakinan tentang akan adanya hari kiamat dan akhirat sedikit banyak akan memberikan manfaat positif untuk setiap orang. Dengan meyakini akan adanya hari kiamat dan akhirat, akan mencegah diri dari berbuat curang kepada oranglain. Karena ia sadar bahwa jika ia berbuat jahat atau berbuat curang kepada oranglain, maka kelak ia akan mendapat balasannya baik di dunia juga di akhirat.

    Karena itulah salah satu rukun (Syarat) iman dalam agama Islam adalah iman kepada hari akhir (Hari pembalasan).


    Berikut ini beberapa ayat Al-Qur'an yang telah mengabarkan akan adanya hari kiamat dan hari akhirat :


    "...Ia berkata, ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?’ Katakanlah, ‘Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” [Yaasiin: 78-79]

    “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, raja yang sebenarnya…” [Al-Mu’-minuun: 115-116]

    “… Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir….” [Ath-Thalaaq: 2]

    “Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (di mukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh…” [Ali ‘Imran: 30]

    “… Katakanlah (Muhammad), ‘Memang, demi Rabb-ku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’ Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” [At-Taghaabun: 7]

    “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sem-purna kejadiannya dan yang tidak sempurna….” [Al-Hajj: 5]

    Apa Yang Akan Anakmu Banggakan Tentangmu?

    Sebagai seorang Ayah, selayaknya harus mampu untuk menjadi kebanggaan anak-anaknya. Agar anak tersebut merasa memiliki panutan dan motivasi untuk menjadi pribadi yang baik. Ayah yang dibanggakan juga akan menambah kepercayaan diri anak dalam menghadapi dunia luar.

    Ketika merenung begini, aku selalu merasa jika aku belum pantas dan belum ada yang bisa dibanggakan dariku. Untungnya anak-anakku masih kecil, sehingga ketika aku buat mereka tertawa ketika bermain masih cukup untuk mereka.

    Namun bagaimana kedepannya?
    Dibanggakan anak saja tidak, bagaimana pula diri ini akan mampu dengan tenang jika tiba-tiba nyawa ini dicabut oleh Allah.

    Amal apa yang bisa aku banggakan dan bawa untuk menghalau pedihnya siksa neraka?



    Ya Allah....
    Ajarilah jiwa ini,,,
    Bimbinglah ia agar mampu beramal dengan Istiqamah dan mampu memberi contoh kebaikan kepada anak-anakku.